BORONG, DENORE-ID, Hari ini Rabu (20/9/2023), usia pernikahan Bupati Ande Agas- Mama Thres Wisang, genap 40 tahun. Untuk mengenang peristiwa berahmat itu digelar perayaan ekaristi kudus dipimpin Vikep Borong, Rm. Simon Nama, Pr bersama sembilan orang imam. Perayaan syukur itu juga dikemas bersamaan pemberkatan rumah baru kediaman Bapak Ande Agas-Mama Thres Wisang di Lobos, Desa Golo Kantar, Kecamatan Borong, Kabupaten Manggarai.
Sebagaimana disaksikan Denore. Id, Bapak Ande Agas-Mama Thres Wisang yang mengenakan balutan busana budaya bernuansa putih itu nampak sangat bahagia. Rona gembira terpancar lurus pada garis-garis wajahnya. Anak dan cucu-cucunya turut mendampingi Bapak Ande Agas-Mama Thres. Undangan, kerabat, jajaran OPD Manggarai Timur turut hadir. Suasana khusuk selama perayaan ekaristi berlangsung, tergambar dengan jelasnya.
Usai perayaan ekaristi dilanjutkan ramah tamah sederhana. Berawal dengan sambutan singkat Bapak Ande Agas. Peristiwa hari ini, di momen ulang tahun ke-40 pernikahan, katanya, memiliki makna tersendiri. Deburan gembira meluap dengan bebas. Daras syukur menjadi butir intensi yang terus dilambungkan. “Saya benar-benar gembira hari ini. Kegembiraan hari ini beralasan. Karena keluarga, sahabat, kenalan dan jajaran OPD Manggarai Timur turut ambil bagian dalam rangkaian perayaan syukur itu,” ucapnya.
Tentang perjalanan bersama Mama Thres selama 40 tahun diakui Bupati Ande bukan perkara gampang. Banyak lara dan luka tergurat. Namun semuanya itu dibawah dalam doa. Doa telah meringankan segalanya. Dan selama 40 tahun ada bersama harus diakui, peranan Mama Thres sangat menentukan kelanggengan hidup. Situasi sulit dijinakkan. Rasa gembira pun dirayakan apa adanya.
Demikian metode pendidikan anak, tidak hanya perkenalkan hal-hal baik-baik saja, melainkan juga dinamika ril kehidupan dengan segala problematiknya. Dengan itu kepekaan budi dan nurani dua orang buah hatinya itu dapat mengalami kehidupan sesungguhnya.
Namun diakui, Bupati Ande, ketika menyusun kehidupan keluarga terkadang mengorbankan keluarga dan anak-anaknya. Tak pelak protes muncul bukan hanya dari buah hatinya tetapi termasuk Mama Thres Wisang. Mama Thres, lanjut Bupati Ande, bahkan mencatat grafik kebersamaan. Ada catatan grafik hanya 30% ada bersama keluarga. Atas dasar itulah Bupati Ande mendamaikan warna kehidupan keluarga agar kebersamaan selalu tercipta dengan baik.
Secara jujur Bapak Ande mengakui kekuatan doa dari Mama Thres telah mengantar capaian-capaian keluarga hingga detik ini. Meski nada protes terkadang muncul terkait putusan politik. Namun yang membanggakan, Mama Thres selalu menghargai ketika dirinya menyatakan kehendak abdi yang lebih luas.
Pencinta Dalam Diam dan Pemilik Surga
Selanjutnya cucu-cucu Bapak Ande –Mama Thres menghantar kue ulang tahun pernikahan. Kue beragam warna dipotong berdasarkan panduan putri sulungnya, Ani Agas. Dan ketika diminta alasan memilih kue warna-warni, Mama Thres menuturkan dengan lugas. Sebagaimana pelangi berwarna-warni, demikian perjalanan perkawinan selama 40 tahun yang lewat. Namun semuanya menjadi indah.
Sementara putri Mekas Ande-Mama Thres Wisang, Ani Agas, melansir dengan elok penuh nuansa kebatinan selama ada bersama. Ani Agas melukiskan Andreas dan Theresia bukan malaikat, berdosa dan bercela juga. Tapi kalau kau tanyakan padaku kenapa aku tak pernah marah ketika mereka-Bapak Ande-Mama Thres, dihina?
Karena buatku kebesaran jiwanya tak tertandingi oleh mereka yang menghina.Karena buatku ketulusan hatinya tak tertandingi oleh mereka yang membenci. Karena buatku kerendahan hatinya tak tertandingi oleh mereka yang angkuh. Karena buatku kecerdasan budi dan otaknya tak tertandingi oleh mereka yang berpura-pura cerdas.
Dan hari ini 40 tahun kisah mereka. Dari Andreas saya belajar tentang karakter, tentang keberanian, kejujuran, keadilan, wawasan yang luas serta bagaimana berkontribusi positif dalam semua hal. Saya selalu ingat nasihat bijak bestarinya di tahun 2008 ketika saya memutuskan kembali ke NTT: Harus jadi manusia plus, Ni. Manusia plus itu, tutur Ani Agas, manusia berguna secara positif untuk sesama dan untuk Merah Putihmu. Bekerja sajalah sekuat tenaga, setulus hati, dan seikhlas jiwa ragamu. Karena semesta akan berpihak pada mereka yang merangkum tulus dan doa dalam mantra -mantra sederhana.
Dilanjutkannya, dari Theresia saya belajar bahwa doa-doa yang kau tenun di akhir malam dan menjelang fajar akan menembus langit ke tujuh. Rapallah doamu dengan sederhana, jangan banyak meminta ini itu pada Tuhanmu. Ucapkan saja syukur dan tobat serta kalimat pasrah pada pemilik jiwamu ketika ada yang menyakitimu, Ni. Balaslah dengan kapas. Doakan mereka saja, Ni. Nyalakan lilinmu dan sebutlah namanya dalam untaian doa Bapa Kamimu..
Ani Agas menambahkan, Theresianya kami tak pernah lelah ketika bicara tentang tanah ini. Theresianya kami tak pernah berhenti berbuat. Theresianya kami adalah pemilik surganya kami. Dia waebuan gaga golo dari Nita Maumere
Happy anniversary ke- 40 Papa dan Mama.Terima kasih untuk semua cinta. Malam ini kutenun sebuah doa panjang. Kurapalkan pada pemilik jiwa kita. Untukmu Andreas, pemilik cinta dalam diam. Untukmu Theresia, pemilik surga kami. Dan teruntuk orang tua hebat di luar sana, seorang ayah adalah pahlawan untuk anak laki laki dan cinta pertama untuk anak perempuan. Seorang ibu adalah surga untuk anak anaknya.
selanjutnya makan bersama, peluncuran buku 4o Tahun Ande Agas-Thres Wisang merayakan cinta, dan rekreasi bersama. perayaan syukur 40 tahun pernikahan Mekas Ande-Mama Thres, berlangsung dalam nuansa penuh persaudaraan. Proficiat Meka Ande-Mama Thres. (klb)
