
BORONG, DENORE.ID ] Festival kopi lembah Colol berlangsung di Biting Desa Ulu Wae Kabupaten Manggarai Timur NTT diwarnai dengan aksi setengah berlari Bupati Manggarai Timur Andreas Agas menuju panggung saat membuka kegiatan
Momen setengah berlari itu bukan tanpa alasan melainkan ada pesan disampaikan Bupati Manggarai Timur Andreas Agas kepada warganya yang hadir dan turut terlibat aktif mendukung penuh kegiatan festival kopi tersebut
“ketika anda sekalian melihat saya setengah berlari menuju panggung ini adalah; kita tidak bisa lagi hanya berjalan untuk menguasai dunia. Kita sudah harus berlari. Dunia bergerak dan berubah dengan cepat; suka atau tidak suka, kita harus menyesuaikan diri. Ikut berlari atau tertinggal” ungkap Agas. Rabu, (14/6/2023)
Bupati Agas juga menyampaikan terima kasihnya kepada masyarakat Lembah Colol yang telah bekerja keras bersama pemerintah daerah sehingga festival ini dapat terlaksana.
“Terima kasih juga kepada para sponsor yang dengan caranya masing-masing telah mendukung pelaksanaan kegiatan ini; baik yang hadir pada hari ini maupun yang tidak sempat hadir.” Ujarnya
Menurut Agas, akhir-akhir ini perubahan iklim menjadi isu hangat yang berpengaruh pada banyak sektor termasuk pertanian bersama sub sektornya yaitu perkebunan, perikanan dan kehutanan. Kita ketahui bersama bahwa sektor pertanian dan perkebunan sangat bertumpu pada siklus air dan cuaca untuk menunjang produktivitasnya. Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) bahkan menyatakan bahwa salah satu ancaman paling serius terhadap masa depan keberlanjutan ketahanan pangan adalah implikasi perubahan iklim.
Walaupun produktivitas kopi di Lembah Colol masih tinggi, namun beberapa petani mengeluhkan produktivitas yang mulai menurun. Ini tentunya harus menjadi perhatian bersama.
Karena itu menurut Agas, petani kopi harus mulai belajar tentang perubahan cuaca yang kemudian disesuaikan dengan pola tanam dan varietas tanaman yang tahan terhadap perubahan cuaca dan iklim. Mengurangi penggunaan bahan kimia dan pupuk buatan yang dapat merusak lingkungan.
Peran pemerintah dan stake holder lainnya adalah membantu melakukan pendampingan, pelatihan dan edukasi tentang cara bertani yang ramah lingkungan.
Lanjut Agas, Ketika hari ini kita mengajak kopi Colol ke ruang pariwisata, itu semata-mata karena kita menyadari bahwa KOPI harus punya nilai tambah, dari sekedar bulir kopi, dari sekedar tepung kopi. Kita pelihara budayanya, kita jaga tradisinya, kita rawat alamnya, kita promosikan keramah tamahan kita. Kita sedang menwarkan cita rasa pariwisata dari tradisi kopi kita yang hebat ini. Maka ini bukanlah soal Colol dalam satu minggu Festival, ini soal bagaimana kita merancang kampung halaman kita sebagai destinasi kopi terbaik kelas dunia. Jadi hanya pikiran besar yang bisa bertumbuh di tempat ini. Tentang tujuan, tentang harapan, tentang niat baik, dan BUKAN tentang MASALAH! ( Neka Cau Tombo Koe)
Festival Kopi Lembah Colol ini merupakan sarana pertemuan yang strategis untuk para pecinta kopi; dari petani, pedagang, LSM dan pemerintah untuk berbagi informasi tentang kopi dan semua isu serta hal strategis lain tentangnya.
“Karena itu, hari ini saya akan bilang bahwa Lembah Colol adalah rumah; tempat dimana kopi terbaik tumbuh, diolah kemudian disajikan bersama obrolan yang hangat dan menyenangkan. Rumah tempat kita pulang dan berbagi hal positif untuk kemajuan bersama. Rumah yang selalu siap menyambut siapapun yang datang bertamu dan membawa hal baru dan positif, yang bisa membuat langkah kita semakin cepat dan bersama menjadi bagian dari dunia modern” katanya
Redaksi Denore.id
