Awas Judas

Oleh; Maksimus Rivaldo*

Sehebat apapun sebuah bangsa,ia tetap saja melahirkan pengkhianat dan pengecut.Dunia pernah melahirkan Judas Iskariot; Yunani pernah dikhianati oleh Ephialthes; Pakistan oleh Mir Jafar; Cina pernah terluka oleh Wang Jingwei.Bahkan kita mengenal Benedict Arnold yang mengkhianati jutaan rakyat Amerika dalam perang kolonial.Manusia-manusia seperti mereka, selalu terlahir dari masa ke masa.

Bangsa kita juga sering melahirkan “penggunting dalam lipatan”.Sepanjang sejarah q, mereka hidup dalam pola beragam.Menyuarakan ideologi, politik,dan sosial,bahkan kemanusiaan,tapi dengan cara destruktif; ingin menggusur ideologi kebangsaan,dan mengacaukan tatanan politik serta sosial.Mereka menggugat pertikaian dengan menggagitasi orang lain bertikai.Menggugat kemanusiaan,dengan tidak memanusiakan manusia lainnya.Mereka kerap kali tampil dengan jubah kebenaran, intelektual dan religius.Namun, tafsir dan tindakannya selalu bermakna sempit dalam luasan volume otaknya.

Para pengkhianat hanya ingin memecah belah bangsa yang besar.karena bangsa yang tidak utuh,akan lebih mudah diruntuhkan dan dikuasai.Mereka saling mendukung dalam bekerja melalui metodologi jaringan.Mereka bekerja untuk keuntungan kelompoknya, kepentingan bangsa lain,bahkan memanjakan para pemilik modal.

Armada besar bernama Indonesia, saat ini sedang disibukkan dengan segelintir awaknya yang berusaha membocorkan lambung kapalnya sendiri.Mereka menghujamnya dengan agitasi,fitnah,dan hoaks yang berkemaskan kearifan lokal.Mulai dari ujung Sumatera hingga Papua, digarap sedemikian rupa oleh berbagai kelompok dalam adu domba bergelombang.Ketika negara hadir untuk menindaknya, mereka saling melindungi dalam dalih kebebasan versus diskursus represifitas dan prosekusi.

“Para Judas dan jaringan aktivis kemanusiaan bersinergi dalam relasi ‘setali mata uang’.Jubah idealisme digemakan dalam tali temali perongrongan wibawa bangsa.Para Judas berlindung dibalik jubah agama,aktivis kemanusiaan berlindung di balik media.Sinergi itu kemudian membentuk sebuah lingkar jaringan, yang kemudian menjadikan mereka seolah kelompok manusia yang tak layak disentuh hukum”.

Penulis Kelas:2022 B.Npm: 22106072

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!