google.com, pub-6484823448236339, DIRECT, f08c47fec0942fa0

Belajar Kehidupan dari Bambu (Bagian 1)

Siswa-Siswi SMPN 5 Borong sedang mengidentifikasi rumpun bambu untuk diskusi bersama. Foto/Dapur Ilmiah SMPN 5 Borong

Catatan Redaksi SMPN 5 Borong, Kecamatan Borong, Kabupaten Manggarai Timur merupakan Sekolah Penggerak. Salah satu implementasi Kurikulum Merdeka Belajar adalah Dapur Ilmiah. Media ini sangat  strategis bagi siswa-siswinya. Peserta dilatih agar bisa menulis dengan baik. Menulis apa saja sesuai kemampuan dasarnya. Sudah dua edisi majalah sekolah bertajuk AsPiRa-Aspirasi Pikiran dan Rasa dihasilkan. Bahkan pada edisi kedua lebih menukik lagi. Mereka belajar tentang hidup dan kehidupan dari pohon bambu.  Denore.id melaporkan secara bersambung mulai edisi ini.

            Tim Redaksi  AsPiRa, SMPN 5 Borong, Kecamatan Borong, Kabupaten Manggarai Timur sepakat mempelajari pohon bambu. Mengapa pohon bambu? Itulah pertanyaan pokok yang mendorong kami mempelajari lebih jauh tentang pohon bambu.

“Mengapa pohon bambu selalu berkelompok. Mengapa bambu banyak fungsi. Mengapa pada puncak pohon bambu itu selalu melengkung, menunduk. Mengapa ada ungkapan bahasa Manggarai yang berkaitan dengan bambu?”

Pertanyaan itulah yang mendorong kami  anggota bimbingan Dapur Ilmiah SMPN 5 Borong sepakat untuk pelajari lebih jauh secara bersama-sama. Kami amati, diskusi, dan mencari tahu latar belakang  sejarahnya. Bertanya kepada orang tua dan tokoh tokoh adat.

Untuk  memulainya, langkah pertama yang kami lakukan adalah mengusulkan kepada pembimbing. Selanjutnya, pembimbing bertanya kepada kami alasan belajar tentang bambu. Kami memberi alasan, di antaranya kami ingin tahu lebih jauh, “mengapa ada ungkapan adat Manggarai ada kaitan dengan bambu”.

Misalnya, eme wakak betong asa-mangan waken nipu taen“. Lalu pembimbing membagi kami dalam kelompok kecil. Kami ada tiga kelompok.Masing masing kelompok berjumlah 10 orang.

Beri Penjelasan/Sebelum mengamati rumpun bambu pesertaa Dapur Ilmiah dibekali sejumlah pertanyaan penuntun. Foto/Dapur Ilmiah SMPN 5 Borong

Sebelum kami terjun ke lokasi hutan bambu, masing masing  kelompok dilatih mengamati obyek obyek yang ada di sekitar halaman sekolah. Ada yang amati pohon pisang, pohon kayu jati putih dan pohon mahoni. Masing masing kami diminta untuk mencatat apa saja yang terkait dengan obyek yang kami amati itu. Kami diskusi bersama anggota kelompok. Hasil diskusi kami catat sebagai laporan.

Setelah itu ketua kelompok melaporkan   hasil pengamatan yang telah diskusikan itu. Anggota kelompok bisa tambah apabila dalam laporan yang disampaikan itu belum lengkap.

Setelah itu secara bergilir kami laporkan  di hadapan semua anggota Dapur Ilmiah. Anggota kelompok lain bisa bertanya atau minta penjelasan terhadap apa yang dilaporkan itu. Semua kami bisa melaporkan dengan baik.

Hasil laporan ditulis ulang lalu dikirim ke pembimbing. Pada pertemuan berikutnya hasil tulisan kami dibahas bersama. Ini untuk belajar bersama bagaimana menarasikan obyek amatan. Apakah kami mengurutkan secara tepat detil-detilnya. Apakah susunan kalimatnya sudah benar atau tidak. Apakah hasil tulisan kami logis atau tidak. Apakah laporan kami  bisa ditulis ulang detil demi detil atau tidak.`

Setelah kami bisa pahami dengan baik, kami mulai fokus untuk pelajari pohon bambu. Maka pada pertemuan berikutnya pembimbing arahkan kami untuk amati secara cermat rumpun bambu. Lalu kami bergerak menuju lokasi hutan bambu.

Kebetulan tak jauh dari sekolah kami ada beberapa rumpun bambu. Kami yang sudah dibagi dalam kelompok itu menuju lokasi bambu.  Selama perjalanan kami sempat foto foto. Pokoknya seru. Ketika ada di lokasi kami mulai laksanakan tugas yang diminta pembimbing.

Kurang lebih satu setengah jam kami ada di lokasi hutan bambu. Tugas kami adalah amati, catat, dan diskusi bersama anggota kelompok. Ketua kelompok catat apa yang kami diskusikan itu. Catat apa saja berkaitan dengan bambu itu.

Pembagian Kelompok/Siswa-Siswi Dapur Ilmiah SMPN 5 Borong dibagi dalam kelompok untuk amati dan diskusi bersama tentang bambu. Foto/Dapur Ilmiah SMPN 5 Borong

Pembimbing arahkan kami untuk lihat secara cermat. Amati pelan pelan penuh konsentrasi. Masing masing anggota kelompok melaporkan hasil pengamatan untuk dicatat. Lalu kami diskusi bersama untuk samakan hasil pengamatan.Yang masih kurang kami lengkapi. Kami catat semua.

Setelah selesai mengamati pohon bambu, catat semua yang kami lihat, pembimbing memberi kami pertanyaan penunntun untuk cari tahu lebih lanjut ke orang tua atau tokoh  tokoh yang ada di masing masing tempat asal kami.

Pertemuan berikut sebelum memulai kami  lengkapi tugas itu. Kami baca buku di lorong baca, lalu perbaiki bersama tugas. Lengkapi data sesuai pertanyaan penuntun pembimbing.

Pada pertemuan berikutnya, ketika pembimbing sudah ada kami menuju halaman sekolah. Persis di bawah pohon besar, dekat lapangan basket kami duduk melingkar. Kami duduk sesuai nomor urut kelompok. Setelahnya kami diberi kesempatan untuk laporkan hasil amatan terhadap pohon bambu. Termasuk menjawab pertanyaan penuntunnya. Tentang sejarah dan pepatah atau ungkapan yang berkaitan dengan bambu.

Setelah melaporkan hasil pekerjaan, diberi kesempatan kepada anggota kelompok lain untuk tanggapi. Selama satu setengah jam kami diskusi bersama.

Sebelum pulang kami diminta untuk menulis ulang lebih rapih hasil diskusi. Menulis juga beberapa koreksi dari teman teman anggota kelompok lain. Hasil tulisan diserahkan ke pembimbing lewat WhatsUpp.

Dari proses ini kami akhirnya paham tentang pohon bambu. Bagi kami pohon bambu berbeda jauh dengan pohon pohon lain. Bambu banyak fungsi untuk manusia. Pohon istimewa. Pohon kehidupan.

Laporan lengkap hasil diskusi kami tentang pohon bambu, kami sepakat jadi tulisan utama. Kami beri nama laptop atau laporan top diturunkan pada edisi ini. (Bersambung/Dapur Ilmiah SMPN 5 Borong)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!
%d blogger menyukai ini: