Drs. Christian Rotok, “Seutuhnya untuk Kamu” (1)

Pagi ini, Sabtu  (16/9/2023).  Sedang minum kopi pagi sebelum  isi les jurnalistik di salah satu sekolah. Tiba-tiba cengkokan suara “penyanyi” semalam mengiang telinga. “Benar-benar aku cinta kamu. Untuk kamu. Seutuhnya untuk kamu!” Lagu berjudul, “Roberklah Dadaku” ini didendang sesepuh Manggarai Raya, Drs. Christian Rotok.

Konon lagu ini, katanya, mengenang kembali  perjalanan bersama Dr. Kamelus Deno, saat sepuluh tahun memimpin Kabupaten Manggarai. Lagu tersebut  didendang ulang saat resepsi pernikahan Bayu  dan Lyli  di Marios Hotel, Jumat (15/9/2023) malam. Pilihan lagu ini juga berkat rekomendasi  Bupati Manggarai Timur (periode 2008-2018) Bapak Yoseph Tote.  Kemudian keduanya menyanyikan bersama. Meski warna suara berbeda tetapi tidak mengganggu gendang telinga pendengar. Pas buat menghibur.

Kopi panas, syair lagu untuk kamu seutuhnya, sosok Drs Christian Rotok bermain liar di tengkorak kepala. Energi kopi panas  sedang menyihir rasa. Imajinasi bergelayut  liar. Sosok  Drs.  Christian Rotok mendarat lekat  di teras akal saya. Ada apa?” Saya tidak mengerti. Selarik pinta ampun mengalir, “maaf “hutangku” belum lunas. Saya masih menyimpan berkasnya. Belum “masak” betul, perlu ulik ulang. Biar gurih mengalir.  Jernih. Tidak keriting.

Kembali ke angan liar saya pagi ini. Drs. Christian Rotok, bukanlah sosok asing. Sejak tahun 2004 saya mengenalnya. Ia pribadi komplit. Birokrasi tulen, juga politisi mumpuni. Dua “dunia”-birokrasi politik  itu sudah ia tapaki. Suka duka, penuh emosi naik turun. Penuh tegangan tapi menggoda. Itulah penjelajahannya. Drs. Christian Rotok, bermain di dua “dunia” itu dengan eloknya. Mementas di pelana perjuangan dengan seninya. Jenaka tulus pengabdiannya membekas dan menghentakkan. Terukur dan menyejarah. Drs. Christian Rotok, pelaku sejarah dan pencipta sejarah. Dialah aktor utama yang menjadikan Manggarai Timur otonom.

Ia sudah makan asam garam di dua dunia “perhelatan”  birokrasi dan politik. Kenyang dengan beragam skenario bagaimana panggung pentasnya. Malang melintang dengan kepiawaian  perannya. Ujung-ujungnya  bermuara pada satu tekat tunggal ini; melayani masyarakat.  Politik keberihakkan. Komitmen kerakyatan. Itulah kesan kuat dalam nadi perjuangannya.

Karena itu Drs. Christin Rotok dikenal luas. Tokoh besar Manggarai Raya. Tokoh yang layak dihormati. Tokoh yang pantas diletakan dalam lembar lembar sejarah. Ia menjadi sumber inspirasi dan referensi. Dan, kepada semua orang yang hendak  menimbah bulir kata kebijakan, kiat arif membangun daerah selalu dialirkannya  penuh sabar. Tuturnya lurus, bernas berisi. Kiatnya selalu bernyawa dan menyelamatkan masyarakat.

Dan apa yang telah dia tetas-sebarkan itu, bukan sekadar bernostalgia. Bukan pula berhasrat membanggakan asa yang sudah mendarat di tengah masyarakat. Tetapi lebih bernuansa tawaran solutif dan alternatif pemikiran. Tawaran pengalaman bagaimana merakyat. Asupan pengetahuan agar di kemudian hari, ketika kita mendapat kepercayaan masyarakat diwujud-nyatakan dalam amal yang sungguh sungguh dirasakan masyarakat banyak.

Lebih dari itu, sejumput kiat yang dia “titahkan”  tidak  bernuansa menggurui. Tetapi lebih bersifat menukar pengalaman, menawarkan jengkal-jengkal komitmen melayani masyarakat. Kearifan budi yang sudah teruji menjawab kehendak rakyat.

Sekadar menyegarkan daya ingatan kita. Drs. Christian Rotok memulai karirnya merangkak dari bawah. Paling rendah. Pegawai kecil. Kasarnya pegawai ikut perintah. Tukang hantar surat. Tapi spiritnya melayani tak pernah pudar. Terus bertumbuh subur. Dia menghayati pesan ini,” barang siapa setia terhadap perkara perkara kecil, kepadanya akan dipercayakan perkara-perkara yang lebih besar besar”.

Ungkapan bijak berjiwa ini benar-benar dihayatinya. Ia tidak merindukannya. Tidak pernah terlintas dalam hening ilusi mimpinya. Hanya ini kekuatannya,” jalani apa adanya. Kerja penuh tanggung jawab!”

Spirit itulah yang menggerakkan semuanya. Memimpin Manggarai-Nuca Lale dua periode bukan perkara enteng dipikul. Mengurus pembentukan Kabupaten Manggarai Timur adalah komitmen berjiwa. Bukan hembusan harap sekadar menghibur  harapan yang sudah berkelana. Tetapi komitmen kerakyatan yang sungguh mengamal. Pekerjaan berbudi dalam landasan ibadahnya. Semuanya itu telah ia nyatakan. Telah ia dedikasikan penuh hormat dan bermartabat. (Redaksi denore.id/advetorial/bersambung)

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!
%d blogger menyukai ini: