
Oleh : Ejhi Serlenso
Kisah tentang Kabupaten Manggarai Timur selalu saja menjadi kisah yang menarik untuk disimak. Manggarai Timur merupakan salah satu kabupaten terkaya di hamparan Flores, alamnya yang luas dan tanahnya yang subur hingga menghasilkan berbagai tanaman pangan yang melimpah. Di balik keanggunannya beberapa bulan kemarin Kabupaten Manggarai Timur disematkan gelar terbarunya yaitu kabupaten miskin ekstrim, tentu ini di ukur dari berbagai kriteria.
Tanahnya subur dan kaya, ko miskin ekstrim, ini salah siapa? Belum juga selama ini pemerintah Kabupaten Manggarai Timur kerap mendapatkan piagam penghargaan atas capaian yang fantastik dalam menangani Manggarai Timur walaupun yang lainnya sangat bertolak belakang dengan realitas sesungguhnya di Manggarai Timur.
Manggarai Timur kerap diperbincangkan di berbagai media sosial. Soal beberapa kegagalannya mendandan infrastruktur yang lebih baik. Salah satunya yang sering menjadi perbincangan dan perdebatan di media sosial adalah tentang Elar dan Elar Selatan.
Bagaimana tidak diperbincangkan, jika kalian berkunjung ke kedua kecamatan ini pastilah kalian beranggapan seolah-olah Elar dan Elar selatan bukan termasuk dalam wilayah Kabupaten Matim. Sungguh miris Kawan! benar jika seseorang teman anda sekedar berjanji ingin ke Elar namun sulit ditepati. Ketika ditanya alasannya jawaban mereka pasti selain Elar itu jauh juga banyak jalan berlubang kesana jadinya capek nanti, sedih khan!
77 Tahun Indonesia merdeka dan 17 Tahun Manggarai Timur mekar, Elar dan Elar selatan adalah yang terbelakang dalam menerima kue pembangunan. Bayangkan kawan, di Elar banyak jalan berlubang kadang di beberapa titik tidak bisa dilalui kendaraan kalau musim hujan, bisa tapi diusahakan tebarkan banyak dedak, PLN tak ada, beberapa gedung sekolahnya juga masih pakai gedung reot, jaringan telekomunikasi sangatlah minim.
Bicara soal jaringan telekomunikasi memang kemarin Kemenkominfo sudah membangun Tower BAKTI-KOMINFO di beberapa desa di Elar namun asas manfaatnya belum terlihat, malah mengganggu akses informasi saja, bayangkan sejak tower ini dibangun jaringan kadang error tidak bisa telponan ,sms-an dan kadang juga cek pulsa pun tidak bisa, miris kan! Derita Elar tiada habis-habisnya.
Pada Tahun ini di Elar hanya sedikit saja kebagian kue pembangunan, dua segmen saja untuk Lapen, segmen Wae solong-kelok, segmen Tetes-Kaong. Itupun masih pakai kata “prioritas” cari mana yang rusak berat, aneh tapi nyatanya di Elar yang sebenarnya tidak boleh pakai kata prioritas, karena posisi jalannya rusak berat semua. Dalam pengerjaan lapen pada dua segmen ini juga tak terlihat ada papan informasi hingga saat ini, tidak tahu untuk kedepannya, sehingga masyarakat tidak tahu menahu terkait CV mana yang mengerjakan, berapa pagu dananya juga panjang lintasan kerjanya berapa, asas transparansinya mana, apakah masyarakat tidak berhak memperoleh informasi? semacam disembunyikan begitu soal kesejahteraan umum.
Kami berharap Pemda Matim lebih serius lagi menangani tentang Elar dan Elar selatan. Pihak pemda dalam hal ini tolong percepatkan SPKnya juga pengadaan barang dan jasanya kalau bisa bulan juni pas bulan Agustus selesai, sehingga tiada kesan lapen dikerjakan musim hujan. Kami juga berharap kepada para DPRD utusan kami dari wilayah Elar dan Elar selatan agar tegak serta semangat menjalankan fungsinya dalam hal pengawasan proyek dilapangan. Akhir kata kami berharap Pemda Manggarai Timur lebih jeli dan memakai mata hati dan telinga untuk terus melihat dan mendengarkan segala keluhan kami dari Elar dan Elar Selatan.
Penulis adalah pemuda peduli Elar
