BORONG, DENORE.ID– Empat hari sudah, 75 orang calon Guru Penggerak di Kabupaten Manggarai Timur, Flores, NTT, duduk bersama dalam kegiatan loka karya di Hotel Embun Pagi-Borong, Jumat (14/10/2022) hingga Minggu (17/10/2022). Kegiatan tersebut disponsor Balai Guru Penggerak (BGP) NTT di bawah kendali Ibu Rohani Magdalena Sinaga, S.Pd. Selain sharing dengar dan tukar pengalaman, mereka menampilkan hasil kreasi, pesona, dan inovasi selama menjalankan pendidikan Guru Penggerak.
Kurun waktu selama berlangsung loka karya, calon Guru Penggerak saling membagi pengalaman, tukar pengetahuan, diskusi dan sharing apa saja yang telah mereka kerjakan selama setahun terakhir ini. Meski aral dan tantangan tak bertepi, toh mereka tetap semangat. Sebab tanggung jawab moral telah mereka nyatakan. Telah mereka ujudkan dalam keseluruhan proses pembelajaran berlangsung selama ini.
Terhitung Oktober 2021 hingga Oktober 2022, sudah setahun calon Guru Penggerak bergumul dengan inovasi pembelajaran. Mereka dituntun tenaga-tenaga profesional sebanyak 12 orang. Pengajar praktik datang ke lokasi calon Guru Penggerak mengajar seraya mengarahkan, beri masukan positip untuk pengembangan pembelajaran. Hasil pembelajaran itu mereka nyatakan dalam gelar karya di sela-sela loka karya tersebut berlangsung.
Namun sebelum gelar karya dipertontonkan kepada Bupati Manggarai Timur, Ande Agas, SH.MHum, BGP NTT, Dinas PPO Matim, pengawas sekolah, kepala sekolah dan sejumlah elemen pegiat literasi didahului kegiatan sambung rasa dan dialog kepentingan sesama calon Guru Penggerak. Tukar gagas itu dilengkapi asupan penguatan dari Balai Guru Penggerak NTT.

Kegiatan tersebut dibuka Sekretaris Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (PPO) Kabupaten Manggarai Timur, Rofinus Hibur Hijau, S.Pd. M.Pd didampingi utusan BGP NTT, Rohani Magdalena Sinaga. Selanjutnya tukar sharing dari wakil calon Guru Penggerak dan pengajar praktik, Lodovikus Nahas, S.Fil.M.Pd.
Nahas mengakui proses praktik calon Guru Penggerak berjalan sesuai agenda tugasnya. Tugas pengajar praktik mengawasi, memantau dan mengisi ruang jedah apabila ada hal-hal yang perlu dilengkapi. Kolaborasi kegiatan calon Guru Penggerak, diakui Nahas, telah menghadirkan nuansa baru bagi pendidikan di sekolah-sekolah, tempat asal calon Guru Penggerak.
Namun, meski secara keseluruhan pimpinan sekolah mendukung aktivitas calon Guru Penggerak, tetapi setitik nila tak dapat dihindari. Terutama tantangan internal dari lembaga tempat calon guru penggerak itu bekerja. Yaitu adanya sekelumit sikap apatisme pimpinan sekolah tertentu.
Meski demikian, dikisahkan Nahas, hal itu bukanlah rintangan bagi calon Guru Penggerak mengelobarasi kegiatan di sekolahnya. Ketelatenan, ketekunan dan sikap bela usaha selalu diperlihatkan calon Guru Penggerak. Karena itu jika dalam loka karya ke-9 yang akan digelar mendatang, sekiranya tetesan keringat calon Guru Penggerak ini tidak kering begitu saja. Ada sahutan berarti sebagai bentuk apresiasi pemerintah terhadap karya Guru Penggerak selama ini.
“Calon Guru Penggerak ini bisa dinyatakan lulus semua pada loka karya ke- 9 nanti. Diharapkan, pemerintah daerah menghargai mereka dengan posisi, misalnya, kepala sekolah,” pinta Nahas.

Pada sesia selanjutnya, dua orang calon Guru Penggerak, yaitu Yohan Calas dari SMA Negeri 3 Borong dan Ibu Nunik dari SMP Negeri 5 Borong menyampaikan pokok pikiran dan geliat belajar selama menjalani praktek mengajar calon Guru Penggerak. Media pembelajaran, terang Nunik, diinovasi hingga lahir produk yang membanggakan. Tukar gagas dan pengalaman ini dipandu pengajar praktik, Marsel Enggu, S.Pd, M.Pd.
- Agen Transformasi dan Perubahan
Sekretaris Dinas PPO Manggarai Timur, Rofinus Hibur Hijau, S.Pd.M.Pd, dalam arahan pembukaan menyatakan apresiasi berlimpah bagi semua calon Guru Penggerak di wilayah setempat. Sebab selama berkarya sebagai calon Guru Penggerak telah menunjukkan kepemimpinan pembelajaran secara aktif tanpa mengeluh atau menyerah. Justeru sebaliknya, diakui Rofinus Hibur Hijau, mereka tetap berkarya demi mendorong bertumbuh kembangnya peserta didik secara holistik; aktif, proaktif dalam mengembangkan pendidikan. Calon Guru penggerak, terang Rofinus Hibur Hijau, telah menampilkan sosok teladan dan agen transformasi ekosistem pendidikan untuk mewujudkan profil pelajar Pancasila.
Profil pelajar Pancasila yang dimaksud, tegas Rofinus Hibur Hijau, adalah peserta didik beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, kreatif, gotong royong, berkebhinekaan tunggal, bernalar kritis, dan mandiri.
Program ini, terangnya, bertujuan memberikan bekal kepemimpinan pembelajaran dan pedagogi bagi guru sehingga mampu menggerakkan komunitas belajar, baik di dalam maupun di luar satuan pendidikan. Dengannya kelak menjadi pemimpin pendidikan yang dapat mewujudkan rasa nyaman dan kebahagiaan peserta didik ketika berada di lingkungan satuan pendidikan masing-masing.

“Calon Guru Penggerak yang ada bersama saat ini, sangat membanggakan kita. Sebab banyak guru-guru kita memiliki daya juang dan kaya inovatif dalam merancang perangkat pembelajaran. Bahkan lebih dari itu, mereka mampu menciptakan karya yang membantu proses pembelajaran,” ucapnya penuh bangga.
- Setiap Usaha ada Tantangan
Bupati Manggarai Timur, Agas Andreas, SH.M.Hum dalam sambutan pembukaan gelar karya calon Guru Penggerak, menegaskan setiap usaha selalu ada tantangan. Namun tantangan bukanlah halangan, tetapi justeru memicu inovasi dan daya juang demi mencapai tujuan yang diinginkan. Karena itu jika seorang calon Guru Penggerak merasa tantangan adalah virus mematikan, sesungguhnya itu benih awal kehancuran.
Hidup, menurut Bupati Ande, perlu dinikmati sesuai talenta dan kapasitas yang dimiliki. Sebab apa yang dimiliki itu hadiah istimewa yang perlu disyukuri, diberdayakan. Namun dalam prosesnya tidak terlepas dari godaan pun tantangan.
Calon Guru Penggerak, demikian Bupati Ande, telah melewati seperangkat pembelajaran dan aksentuasi pengajaran bagi peserta didik sesuai kultur dan karakter yang dimiliki siswanya. Setiap calon Guru Penggerak berinovasi agar proses pembelajaran tepat kena. Dan usaha itu sudah berjalan kurang lebih satu tahun belakangan ini. Karena itu gelar karya yang dipersembahkan pada kegiatan loka karya ini menjadi alat ukur dan capaian terhadap apa yang telah dilakukan calon Guru Penggerak.
Usai membuka kegiatan itu, Bupati Manggarai Timur, Agas Andreas, SH.MHum beserta seluruh peserta meninjau lokasi pameran karya. Ada 12 panggung pameran. Terdapat aneka kreasi yang diciptakan calon Guru Penggerak. Semuanya mengerucut pada capaian pembelajaran siswa-siswi.
Dua orang calon Guru Penggerak, Rosalia Kontesa, dari SMP Negeri 2 Beamuring dan Daria Jenung, asal SMA Plus Kopi Colol, menerangkan, materi utama pembelajaran yang diajarkan kepada siswa-siswi berasal dari satuan pelajaran yang dikontekskan dengan tutuntan pengajaran. Materi tersebut dikolaborasi sesuai arahan guru pengajar praktik. Nuansa pendampingan berjalan baik hingga lahirlah inovasi-inovasi baru yang mendukung pembelajaran siswa-siswi. Gelar karya pada kesempatan ini, diakui keduanya, sebagai pesona kreativitas calon Guru Penggerak di Kabupaten Manggarai Timur. (Redaksi Denore.id)
