Oleh Kanis Lina Bana*
Berita kepergian Rm. Leksi Hiro, Pr, bagai petir di siang bolong. Hanya berselisih jam,sebelumnya, Kamis (8/12/2022) malam dikabarkan Rm. Leksi sedang dalam perawatan medis di Rumah Sakit Sint Charolus Jakarta. Tak lama berselang, Jumat (9/12/2022) malam Rm. Leksi, Pr menghembuskan napas terakhir. Pamit untuk selama-lamanya. Meninggalkan umat Paroki Borong khususnya dan Dioses Ruteng umumnya.
Kematianmu, Rm Leksi Hiro, Pr, menyakitkan. Betapa tidak, kondisi fisiknya sehat, berisi. Tak ada tanda-tanda jika sedang mengidap penyakit tertentu. Aura wajahnya tetap berminyak.
Kepergiannya ke Jakarta, pada Selasa (6/12/2022) tak banyak umat Paroki Borong yang tahu. Kecuali keluarga kecil Pastoran Paroki Borong atau pengurus inti DPP. Bagi saya kesimpulannya jelas, kepergiannya ke Jakarta dalam rangka pelayanan sakramental. Perayaan ekaristi untuk salah seorang donatur pembangunan gereja. Baik gereja pusat paroki pun beberapa gereja di stasi-stasi dalam wilayah Paroki Borong.
Andaikan Rm. Leksi Hiro, Pr tidak ke Jakarta? Tetapi apa hendak dikata, Selasa menuju Jakarta dalam kondisi segar bugar, tiba di Borong, Sabtu (10/12/2022) sudah kaku tak bernyawa. Memang semuanya ini misteri. Tuhan memanggilnya dalam cara yang singkat dan lurus. Hela sejenak di rumah sakit, lalu diangkut menuju keabadian.
Bagi umat Paroki Borong, kepergianya yang begitu mendadak, dari sisi manusiawi tak kuasa menerima. Tapi dalam iman, selalu yakin Tuhan punya rencana indah atasnya. Pergi ke Jakarta untuk urus dana pembangunan gereja, tetapi justru di Jakarta sanalah Rm. Leksi pamit untuk selama-lamnaya. Manusia boleh merencanakan, Tuhanlah yang menentukan. Homo Proponit, Sed Deus Disponit.
Karena itu meski sakit terasa perih, mengiris, kami mengiring kepergianmu, Rm. Leksi Hiro, Pr. “Beristirahatlah dalam keabadian nan tenang. Kami mendoakanmu.
Malam ini, Sabtu (10/12/2022), umat Paroki Borong menyambutmu dalam helaan napas yang sesak. Sebab kedatanganmu tak lagi tergambar senyum ramah dan sapaan akrab. Kami menatapmu dalam peti mati. Isak tangis tak terbendung. Air mata menetes deras. Kami masih membutuhkanmu. Kami kehilanganmu. Meski berat, selamat jalan Rm Leksi. (*)
Penulis Ketua KBG St. Matildis, Stasi Peot, Paroki Borong
