Oleh : Eugenius Obrain *
Di zaman modern ini, remaja terbiasa melakukan sesuatu dengan sangat mudah. Bahkan mendapatkan sesuatu dengan cepat.Hal ini dapat dilihat dari kebiasaan sehari-hari di kalangan remaja. Di mana ditandai dengan hidup glamor dan serba instan.
Karena terbiasa dengan kehidupan seperti ini, generasi sekarang pun cenderung mendapatkan sesuatu yang diinginkan secara gampang. Mereka tidak perlu kerja keras. Lebih memilih jalan pintas untuk mendapatkan sesuatu yang diiinginkan. Pada akhirnya, banyak pelajar- mahasiswa lebih memilih belajar SKS atau sistem kebut semalam. Ada juga yang cenderung mengerjakan tugas dengan mengharapkan teman. Lebih parah lagi mereka mengerjakan tugas copy lurus dari internet tanpa memperhatikan benar atau salah.
Pernahkah terpikir mendapat sesutatu melalui proses? Padahal kalau kita berusaha dan melatih berkreatif untuk mengerjakan sesuatu atau kerja tugas, tentu kita punya pegalaman dan pengetahuan yang banyak di bandingakan dengan mengerjkan sesuatu dengan cara instan. Coba kita bandingkan dengan zaman sebelumnya di mana untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkan butuh proses panjang dan butuh biaya banyak dan waktu sangat lama.
Kemudahan inilah yang membuat remaja merasa sombong dan manja terhadap teknologi yang ada. Sebagai contoh ketika mereka merasa malas untuk keluar rumah membeli pakaian atau perlengkapan lain,mereka tidak perlu khawatir karena sudah ada aplikasi pemesanan barang seperti lazada, shopee dan lain-lain. Duduk saja di rumah, barang pesanan datang hantar.
Sekarang semuanya serba ada, cepat, dan instan. Ada berbagai macam minuman instan, mie instan, bumbu masak, makanana instan dan begitu banyak tawarannya.
Karena kemudahan inilah banyak remaja tidak mau repot, capek, buang waktu dan ingin semuanya serba cepat tanpa pedulikan bahwa sesuatu yang diinginkan itu butuh proses dan waktu yang lama.
Remaja sekarang memang sudah sangat melekat dengan teknologi, persaingan dan budaya gengsi pun sudah marak. Kompotensi antarremaja pun cukup tinggi.Mungkin setiap hari, bahkan setiap saat proses kehidupan tidak lari jauh dari penggunaan handphone. Segala sesuatu yang dicari tinggal pencet handphone tanpa memperhatikan efek dan dampak radiasi cahayanya yang dapat merusak mata bahkan bisa mengalami kebutaan.
Sebenarnya perkembangan hidup teknologi dari zaman ke zaman tidak menjadi persoalan. Bukan juga kesalahan kalangan remaja yang disebut generasi instan. Ini semua adalah tantangan bagi kita, khususnya di kalangan remaja. Kita seharusnya bersyukur dan berterima kasih kepada sang pencipta karena dilahirkan di era yang canggih atau serba berteknologi.
Tetapi di sisi lain juga kita dituntut untuk lebih kreatif dan semakin cerdas dalam mengelola dan menggunakan media teknologi sebagai alat mengembangkan daya pikir yang lebih maju dan modern.
Oleh karena yang paling penting dan utama adalah kita tidak boleh bersikap manja dan serba instan untuk mendapatkan sesuatu yang di inginkan,melaikan kita menghargai dan mencintai proses.
Kita harus gunakan media alat teknologi dengan baik dan benar. Mulailah merubah diri dari kebiasaan yang serba instan, dan mulailah memotivasi diri untuk bekerja keras dan mencintai proses.
Ingat orang sukses lahir dari kerja keras dan bertekad terus maju dalam mencapai apa yang ingin diwujudkan.Mari berproses dan selalau semangat. (*)
Penulis adalah Mahasiswa UNIKA St.Paulus Ruteng, rodi Bahasa dan Sastra Indonesia
