google.com, pub-6484823448236339, DIRECT, f08c47fec0942fa0

Membangun Karakter Bangsa Melalui Wadah THS-THM

Oleh Kristian Emanuel Anggur*

Organisasi Pencak Silat Pendidikan THS-THM Distrik Keuskupan Ruteng, baru saja usai menggelar pendadaran anggota baru, angkatan 2022. Tepatnya, 30 Juni hingga 3 Juli 2022. Pendadaran dimaksud, dilaksanakan selama empat hari di dua wilayah berbeda, dalam waktu bersamaan. Untuk koordinatorat wilayah kevikepan Borong, dilaksanakan di pusat Paroki Kabar Gembira Waerana, dikuti 227 peserta dan didampingi oleh 98 instruktur senior. Seluruhnya berjumlah 325 orang. Sementara korwil Ruteng dilaksanakan di Katedral Ruteng, diikuti 89 peserta. Belum terhitung pendampingnya.

Pendadaran angkatan 2022, bertemakan, sbb: “Dengan Semangat Pro Patria et Ecclesia Kita Bangun Karakter Bangsa.” Pedoman kegiatan seluruhnya, mengikuti lingkaran sejarah keselamatan bangsa Israel sebagai bangsa pilihan Allah dan tradisi Paska. Yaitu, tri hari suci atau Tri hari juang. Kegiatan dimaksud dimulai pada hari Kamis hingga Minggu pelantikan atau perutusan. Ada tiga materi yang diberikan oleh para instruktur atau Pemateri, yang dikemas dalam satu-kesatuan, yaitu: 1) Pengetahuan Olah fisik (bela Diri) agar tercipta generasi yang berjiwa sehat dan berani; 2) Olah Budi (pengetahuan organisasi) agar bisa belajar mengorganisir anggota, mampu memimpin kegiatan, belajar bertanggungjawab, mandiri, tertib serta rekreasi demi menjalin keakraban bersama; 3) Olah batin (mental spiritual) atau pendalaman iman agar mereka menyelami isi Kitab Suci, Ajaran Gereja dari sumber-sumber tradisi katolik. Ketiga aspek inilah yang membentuk karakter orang muda katolik secara seimbang, yakni aspek fisik, mental dan rohani.

Di hadapan 227 peserta pendadaran angkatan 2022, pastor Adrian Jehadun, SVD, yang kebetulan sedang cuti sebagai misionaris yang bertugas di Rusia, menyampaikan pentingnya doa dan militansi Kitab Suci bagi orang yang terpanggil. Beliau menegaskan, pentingnya “doa dan militansi Kitab Suci, bukan hanya khusus untuk para rohaniwan atau misionaris seperti kami, tetapi juga untuk semua umat awam yang menjalankan tugas panggilan imamat umum. Terutama bagi anggota THS-THM sebagai kader dan aktivis gereja yang disiapkan jadi pemimpin di masa depan.” Pengalaman doa dan baca Kitab Suci ini, sudah terbukti selama beliau berada di Negara asing, Rusia. “Dengan membaca Kitab Suci kita memahami Yesus. Dengan membaca Kitab Suci, kita mengenal doa, kerja dan cinta kasih. Melalui doa, kita miliki kekuatan iman dan semangat rohani. Dengan doa dan baca Kitab Suci, kita dibimbing untuk rendah hati. Lewat pembacaan Kitab Suci dan doa terus-menerus, kita memahami potensi diri. Maka karakter pribadi kita akan terbentuk perlahan-lahan, dengan sendirinya akan jadi utuh dan sempurna. Kita dapat diterima di negeri asing seperti keluarga, berkat doa dan baca Kitab Suci. Doa dan baca Kitab Suci yang ditekankan di dalam organisasi THS-THM, hendak melatih kita untuk berjiwa mandiri, tangguh dan tahan uji. Kita ditempah jadi matang, dewasa dan bertanggungjawab. Menghadapi apapun dalam situasi apa saja, kehadiran kita selalu bercermin pada diri pribadi Yesus Kristus sebagai teladan kesetiaan.”

Kristian Emanuel Anggur./Denore.id

Sementara itu, anggota TNI alumnus THS Seminari Kisol, Serma Gasperi Jaik, yang bertugas sebagai anggota Komando Rayon Militer 1612 (koramil) Borong, memberikan motivasi tentang semangat juang seorang kader bangsa. Jadilah kader bangsa yang berjiwa nasionalis dan moderat. Patriot yang mencintai bangsa dan tanah air. Beliau menyerukan, bahwa THS-THM bukan kader yang eksklusif dan intoleran. Kaum muda THS-THM, harus jadi pendukung TNI dalam menjaga kedaulatan, keutuhan Negara dan kesatuan bangsa. Harus punya komitmen tegas, NKRI harga mati! Prinsip kita, memahami wawasan kebangsaan, yakni Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai konsensus nasional yang telah final.

Menurutnya, TNI selalu terbuka bagi kader THS-THM, bila ada anggota yang bercita-cita jadi tentara. Merujuk pada pengalaman pribadinya, bahwa ia dibekali keberanian dan dilatih untuk bertanggungjawab dalam menjalankan tugas sebagai prajurit saptamarga, berkat pengetahuan yang didapat dari THS-THM yang saya pelajari dulu di Seminari Kisol. 

Berikut, mewakili pengurus Distrik Keuskupan Ruteng, pak Bonaventura Onggot, menyoroti soal kaderisasi dan regenerasi kepemimpinan. Mantan anggota DPRD Manggarai itu, ketika memberi wejangan saat apel pembukaan, menegaskan bahwa anggota THS-THM disiapkan sejak dini untuk jadi pemimpin masa depan. “Dua puluh, atau tiga puluh tahun akan datang, kamu semua ini akan berkarya di berbagai bidang kehidupan. Baik untuk tugas rohani gereja maupun untuk tugas bangsa dan Negara. Kita semua berperan penting menurut tugas dan panggilan hidup kita masing-masing. Mungkin ada yang akan jadi lurah, ada yang jadi camat, ada yang jadi bupati, atau jadi politisi. Ada juga yang jadi suster dan pastor. Itulah alasan utama THS-THM mengambil motto Pro Patria et Ecclesia. Menjadi warga Negara 100% dan jadi warga gereja 100%. Artinya, saat kita jalankan tugas Negara dengan baik, kita telah mengamalkan ajaran gereja. Sebaliknya, saat kita menjalankan tugas gereja dengan baik, kita telah menjadi warga Negara yang baik.” Metode pendampingan THS-THM, menurutnya, “sudah sangat tepat untuk menyiapkan masa depan kaum muda. THS-THM ini, adalah wadah untuk siapkan kader-kader muda katolik agar jadi pemimpin yang berkualitas.”

Sedangkan RD. Marsel Jozimus Erot, moderator THS-THM Distrik Keuskupan Ruteng, saat memimpin misa pelantikan anggota baru di gereja Kabar Gembira Waerana, pada Minggu 3 Juli 2022, dalam homilinya memberikan apresiasi positif dan berterima kasih kepada panitia yang telah sukses menyelenggarakan pendadaran ini. Secara khusus, bagi anggota baru yang sudah dilantik, beliau berpesan, “agar setelah pendadaran ini teruslah berusaha dan berjuang jadi pribadi yang rendah hati dalam sikap dan tutur kata. Berprilaku sopan mencerminkan jati diri THS-THM. Jangan ada kata-kata makian yang keluar dari mulut anggota THS-THM. THS-THM bukan hanya mendapat julukan senior dan tampil gagah berpakaian biru. Yang utama bagi THS-THM bukan pakaian, tetapi perubahan prilaku. Karakter! Akhlak! Kita merasa bangga karena THS-THM sangat aktif menjaga keamanan, rajin atur kendaraan di tempat parkir. Namun banyak anggota yang hanya aktif jaga keamanan, tetapi tidak aktif pergi misa hari minggu. Malas berdoa dan membaca Kitab Suci. Ini bukan ciri khas THS-THM. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!
%d blogger menyukai ini: