Mengenal Kanis Lina Bana Dari Dekat

Ronaldus Jarut/foto/dok

Oleh Ronaldus Jarut*

Pak Kanis, sapaan akrab siswa-siswi SMA Negeri 8 Poco Rana. Adalah cendekiawan kritis yang popularitasnya sudah teruji. Usia boleh tua. Namun, karyanya tetap stabil. Terutama di bidang menulis.

Pengayaannya menukik tajam. Juga mengandung makna terdalam. Banyak peristiwa yang kerap ia anugerahi sebagai narasi tekstual. Ketika membaca, maka kita akan menemukan ringkasan bernas, tajam dengan kecenderungan membongkar tabir kegelapan. Bak pencakar langit, jalan menuju Roma dapat kita nikmati dengan menerobos dinamika sang pemandu peradaban. Dia adalah Kanis Lina Bana.

Tak kuasa memasung kagum. Yang jika dipupuk, menjadikanku merana sendiri. Ah sudahlah..!! Kanis Lina Bana adalah tolak ukur peradaban. Ia cinta damai dan santun. Senantiasa mengedepankan prinsip demokratis dalam berinteraksi. Universalitas nilai secara konsisten Kanis Lina Bana manifestasikan sebagai upacara sehari-hari. Dengan siapa saja. Dalam keadaan apapun. Ia memulai kata “tabe” memulai percakapan. Itulah Kanis!!

Dalam benak, aku ingat pesan itu. Kepala Sekolah SMA Negeri 8 Poco Ranaka, Bapak Hendrikus Jemi. Sering mengutipnya dengan gamblang. Bahwa Abang Kanis seyogianya sosok yang sempurna. Dia di sini. Kepala Sekolah SMA Negeri  8,  mengundangnya hadir memantik jalannya diskusi progres bertajuk Latihan Jurnalistik. Aku pun larut dan tenggelam dalam dendangannya. Sungguh. Aku menikmatinya.

Kanis Lina Bana/Foto/dok.

Dua hari dirinya terlibat secara penuh sebagai nara sumber. Yang berlangsung tanggal 24-25 Maret 2023. Ini adalah suatu kehormatan. Atensi sejarah tiada duanya. Dan sudah sepatutnya diapresiasi. Karena selain konteks menyelami epistemologinya. Bernostalgia secara langsung adalah motivasi tersendiri.  Sungguh, Kanis Lina Bana adalah, keunikan tiada bandingnya.

Lontarannya sangat bermakna. Bicaranya jarang berandai-andai. Teoritik, objektif dan metodis. Persisnya, bak magnet. Atau ‘ayat suci’ dalam Jejak-Jejak Jelata. Karyanya yang agung dan memikat daya tarik. Walah, jodoh memang tak ke mana-mana. Istilahku! Penulis itu juga suka kopi.

Apaan ini? Bisa-bisanya ia membujukku berkelana hingga lupa diri. Kalau aku ini masih belia yang banyak kekurangan. Yahh.. Aku menyadari itu. Karena itulah aku punya kewajiban menggali. Berharap ada perubahan demi menatap animo selanjutnya. Semoga!!

Selamat datang Bang. Terima kasih atas kunjungannya. Tetap jadi panutan banyak kalangan. Hanya do’a yang sanggup kami ucapkan. Mengantarmu sebagai pejuang. Agar sukses dan jaya selalu.

  • Penulis Guru SMA Negeri 8 Poco Ranaka

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!