Menuju Expo Pendidikan Manggarai Timur

Oleh Kanis Lina Bana*

Pentingkah Expo Pendidikan? Apa target yang hendak dijadikan rekomendasi pembenahan pendidikan di Manggarai Timur? Sejauhmana akselerasi berdampak kemajuan peserta didik? Bagaimana operasional melancarkan semua rangkaian acara yang bakal dikemas?

Pertanyaan ini, barangkali tidak terlalu penting. Skeptis. Juga mungkin retoris. Tetapi apa yang dilecutkan ini wajar untuk mengkritisi  gebyar Expo pendidikan itu. Agar  dunia pendidikan kita bisa dibaharui jika ada hal-hal positip yang ditularkan peserta. Agar segmen perbaikan bisa belajar dari sekolah lain. Ini penting.

Dan karenanya, pada tataran itu,  Expo Pendidikan sangat perlu dan penting. Bukan sekadar bikin sesak agenda dan ritunitas di lembaga pendidikan. Tetapi lebih dari itu agar dinas terkait bisa melihat, mengukur dan membaharui hal-hal yang perlu untuk kemajuan pendidikan kita di Manggarai Timur

Yang membanggakan, jika tidak kilaf, secara rutin Dinas PPO Manggarai Timur cukup getol mengaktualisasi Kurikulum Merdeka Belajar melalui actus Expo Pendidikan itu. Bukan hanya penerapan di sekolah-sekolah, tetapi bagaimana pembelajaran dan transformasi pendidikan itu bisa ditularinfeksikan kepada yang lain. Bukan hanya peserta didik, inovasi  siswa saja, kreativitas guru pun dilombakan. Saya kira ini nilai plusnya sekaligus  jadi alasan mengapa Expo Pendidikan digelar.

Sesuai rundown, Expo Pendidikan dimaksud  berlangsung dari  tanggal 10 Agustus hingga 12 Agustus 2023. Aneka perlombaan bakal dipentaskan. Mulai tingkat SD hingga SLTP dan guru-guru penggerak.

Hemat saya, kegiatan ini tidak saja menjadi ruang ekspresi hasil olah ajar dan pendekatan pembelajaran, tetapi setidaknya masyarakat seputaran Borong bisa terhibur. Selain itu pelaku usaha bisa mendapat side efecknya.

Dengan demikian, peristiwa tersebut, tidaklah berlebihan melalui ruang didik itu, Dinas PPO Matim  menghadirkan dinamika dan pertukaran energi positip. Karena itu, semoga yang indah dan membanggakan ini menjadi ritual tahunan yang mendidik dan memerdekakan peserta didik.

Lebih dari itu, tentunya, peristiwa selama tiga hari itu, menyegarkan serentak menularkan sisi lain dari kegiatan mendidik. Sebab di momen itu setiap sekolah  mencoba menampilkan yang terbaik. Mempertontonkan geliat didik di sekolah-sekolahnya. Sekaligus tukar pengalaman positip bagi peserta didik. Di sanalah yang indah dan memerdekakan, praktek baik mendidik jadi rujukan untuk proses selanjutnya.

  • Dibukukan

Salah satu mata lomba peserta Expo Pendidikan adalah  bertutur. Dinas PPO Matim percayakan penulis menjadi salah satu juri. Panitia telah mengatur dan menentukan kriteria yang harus dievaluasi.

Hemat saya, yang lebih penting dari itu, tanpa mengabaikan penilaian, setidaknya lomba bertutur menjadi media merangsang ingatan, mengecap pesan dan stimuli didik mencintai. Sebab cerita yang bakal mereka tuturkan berlatar realitas pengalaman masa silam dan menghadirkan pesan dan makna. Di sanalah peserta didik bisa  menghayati dan memaknai hakekat terdalam dari cerita yang diceritakan itu.

Hanya saja perlu selektif. Agar cerita yang dituturkan itu bernuansa ramah anak. Sebab peserta tidak hanya menceritakan alur dan plot ceritanya, tetapi transformasi makna pesan bernas didikannya. Di situlah makna terbesar lomba bertutur.

Memang  bobot pesan, sebagaimana lomba tutur tahun silam menyiratkan nilai juang dan kiat memenangkan pertarungan hidup dan kehidupan. Tetapi perlu batasan agar isi kepala peserta didik yang masih polos itu tidak dinodai virus kompetisi bernuansa “mematikan” yang bisa saja ada dalam alur cerita.

Bahwa  dalam alur kisah yang dituturkan ada rima yang menghadirkan  tegangan antagonis dan protagonis, pada titik tertentu sah-sah saja. Tetapi pada titik lain bisa saja menanam benih-benih pertarungan kurang sehat. Ini awasan saja. Bisa keliru, bisa juga berlebihan. Tetapi untuk kebaikan bersama saya kira perlu ramu dan daur masak-masak untuk kebaikan dunia pendidikan kita.

Lebih dari itu,  sebagai  harta batin kita bersama  perlu jembatani kekayaan yang ada itu. Caranya naskah yang dituturkan itu dibukukan. Terutama cerita rakyat yang belum pernah ditulis. Jika ini ditempuh bertujuan ganda, yaitu mewariskan butir-butir kekayaan kita, dan  menjawabi spririt Manggarai Timur sebagai kabupaten literasi.

  • Alokasi waktu

 Perlombaan tingkat kabupaten merupakan utusan tingkat kecamatan setelah melewati kompetisi berjenjang di tingkat gugus. Bermuara tema, “ berlari mengejar mimpi” peserta lomba  saling beradu kecerdasan dan ketangkasan.

Hanya saja, ada satu dua catatan yang mereka  luapkan di beberapa titik perlombaan ketika penulis urun nonton. Terkuak di sana gelisah resahnya berkaitan dengan waktu kegiatan berlangsung. Bahwa Expo Pendidikan sangat penting dan mereka dukung, tetapi mereka kurang siap dari sisi waktunya.

Sebab agenda awal tahun berikut tuntutan kurikulum mengahruskan mereka bekerja ekstra. Benar bahwa spirit berlari bermakna, tetapi perlu disposisi batin yang melegahkan. Di sana aksentuasi kegiatan berlangsung memerdekakan. Saat ini, diakui mereka tidak maksimal karena diekori agenda rutin awal yang harus diselesaikan.

Meski demikian mereka tetap memperlihatkan gairah pentas yang mendidik. Karena spirit berlari mengharuskan semua agenda wajib dijalankan. Bravo PPO Matim. Selamat berkompetisi bagi semua peserta. Kita berjumpa di arena pentas. (*)

 Penulis, seorang  jurnalis’  Calon DPRD Matim No. 1  Partai Perindo

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!
%d blogger menyukai ini: