Nestapa Lara Korban Pemerkosaan

Suami korban yang terbaring di tempat tidur ditemani anak-anaknya. Foto/ist

BORONG, DENORE.ID–Ia tidak pernah membayangkan laknat yang harus dialaminya. Apalagi dilakukan orang dekat. Kerabatnya. Adik dari suaminya. Namun semuanya itu harus dipikul dalam setiap langkah hidupnya. Helaan napasnya terasa sesak. Getir, pilu dan meremukkan menjadi keterpaksaan yang harus.

Sebab garis luka yang menimpahnya  terus menganga hingga borok itu kian menistakan jiwanya. Hidupnya terasa hampa.  Trauma. Gairah hidup  kian pupus. Deritanya menjadi litani duka yang senantiasa  menampar jiwa raganya dalam  setiap helaan napasnya.  Ia sangat sedih, malu dan kaku.

Itulah  lukisan nestapa yang dialami Valentina Merlin. Seorang ibu rumah tangga  asal Paci,  Desa Wae Mas, Kecamatan Lemba Leda Utara, Kabupaten Manggarai Timur. Sudah dua tahun ibu dua anak ini harus menanggung lara itu.  Dan setiap derap langkahnya menjadi kelam.  Seperti mau mati rasanya. Namun polosan wajah dua buah hatinya  menjadikannya  harus terus melangkah tertatih untuk mencukupi kebutuhan keluarga.

Sementara mengharapkan  sang suami, tak mungkin lagi. Kecekalaan kendaraan yang dialami sang suami  beberapa tahun lalu telah mengantarnya harus  menderita lumpuh permanen. Tikar dan bantal jadi teman hari-hari sang suami hingga kelak maut menghampirinya.

Lebih menyakitkan  lagi, sang pelaku, SF  yang adalah adik kandung suami korban menghilang begitu saja pasca tragedi itu dilaporkan korban kepada sang suaminya. Konon  pelaku  yang berstatus duda keren itu sudah lari ke Makasar. Pelaku-adik kandung sang suaminya itu menyandang status duda, lantaran istrinya meninggalkan pelaku.

Kepada Denore.id, Minggu (19/3/2023) malam, istri dari  Lambertus  Monce ini berkisah panjang lebar kronologis tragedi memilukan itu. Dituturkan, persis siang hari tanggal 16 Nopember 2019 saat sedang tunduk pungut kemiri di kebunnya di Wae Kawak. Tiba-tida dia dikagetkan suara siul yang menusik gendang telinganya.  Ia menoleh ke belakang.  Saat itu, korban mendapatkan pelaku  mengacungkan sebilah parang mengarah ke lehernya.

Kepada korban, pelaku memaksa untuk lucutkan pakaian dalam. Sambil teriak dan menangis, korban ikuti saja perintah sang pelaku lantaran takut nyawanya dihabisi pelaku. Sebab pelaku mengancam dengan nanarnya.  Serta merta saat itu juga  pelaku memperkosa korban.

Usai  melepaskan hasrat syawatnya, pelaku meninggalkan korban seraya mengingatkan untuk tidak boleh buka suara kepada siapa pun. Korban hanya terkulai lemas dan meneteskan air matanya.

Usai kejadian, korban segera pulang ke rumah dan menceritakan tragedi memilukan itu. Sayangnya sang suami tidak bisa berbuat apa-apa karena hanya terbaring di tempat tidur. Sementara hari itu juga, setelah mendengar kabar korban sudah melaporkan peristiwa itu   itu kepada sang suami, pelaku menghilang. Seturut informasi, saat ini pelaku ada di Makasar.

Valentina Merlin, mengisahkan pasca kejadian hingga kini dirinya malu dan trauma. Kadang menangis seorang diri. Sementara mengharapkan keadilan tak ada titik terang. Sebab  pelaku telah melarikan diri. Meski demikian, pihaknya tetap berusaha mencari keadilan. Semoga aparat berwajib bisa menolong derita panjangnya. Terutama menyelesaikan kasus ini baik secara hukum maupun adat. Hukum adat, terang Valentina Merli, sangat penting dan mendesak sehingga nama baiknya dan keluarga bisa dipulihkan.

“Sayaa berharap pihak berwajib bisa menolong saya. Sebab saya menderita terus sebelum kasus ini adaa penyelesainnya,” katanya. (klb/denore.id)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!