Penderita Tumor di Matim Butuh Sentuhan Kasih Sesama

Vinsensius Ugar (14) tahun penderita penyakit tumor jari. Foto/Asti Judin/denore.id

BORONG, DENORE.ID –Kondisi penderita tumor asal Bea Lenda, Desa Watu Lanur, Kecamatan Lamba Leda Selatan, Flores, NTT, sangat memrihatinkan. Serangan penyakit itu jadi buah bibir teman sekolah. Acapkali dibully rekan- rekannya. Pilihan menghentikan pendidikan jadi solusi bijak untuk menghindarkan derita tambahan dari teman-temannya.

Sebab antara beban derita penyakit yang kian mengganas dengan keseringan dibully teman sekelas sama-sama berat dipikulnya. Belum lagi keterbatasan biaya operasi penyakitnya. Penderitaannya seakan komplit, menyiksa, dan menyakitkan.

Dialah Vinsensius Ugar. Usianya baru merapat ke angka 14 tahun. Usia pubertas. Puncak nakal-nakalnya. Rentang usia mencari identitas. Namun buah kasih Stefanus Ranu dan Theresia Jita tak melewatinya. Ia jadi minder. Nampak lesuh dan kaku. Untuk mengisi hari-harinya terpaksa di rumah saja.

“Saya malu berkumpul bersama  teman-teman, baik di sekolah maupun di kampung. Jika berkumpul saya jadi sasaran ejekan mereka. Karena itu, lebih baik saya tinggal  di rumah saja,” kisah Vinsen saat diwawancara Denore.id, Rabu (16/3/2022).

Stefanus Ranu, ayah Vinsen, mengisahkan sejak lahir anaknya menderita penyakit tumor pada kaki. Tahun 2008, terangnya, pernah bawa ke Puskesmas Dampek untuk jalani operasi. Namun saat itu dokter menyarankan tunggu usia dua tahun baru operasi.

” Kata dokter waktu itu, secara medis, Vinsen belum bisa jalani operasi karena usianya baru sembilan bulan. Jantungnya belum kuat. Nanti jika Vinsen sudah berusia dua tahun baru bisa operasi,” kisahnya.

Selain alasan usia, lanjut Stefanus Ranu, biaya juga jadi kendala. Keluarga tidak sanggup membiayai jika Vinsen segera dioperasi saat itu juga.

Putus Sekolah

Stefanus, menceriterakan ketika berusia tujuh tahun, Vinsen, masuk SD Negeri Bea Lenda. Selama mengenyam pendidikan di sekolah tersebut tak ada satu pun bantuan yang dia peroleh. Padahal ada beberapa item bantuan yang disiapkan pemerintah untuk membantu keluarga kurang mampu. Dan Vinsen memenuhi kriteria berasal dari keluarga sederhana. Bantuan-bantuan tersebut justru diserahkan bagi peserta didik dari keluarga berkecukupan.

“Ada sejumlah bantuan yang harus dibagikan kepada siswa-siswi di sekolah. Namun Vinsen sendiri tidak dapat satu pun bantuan. Sementara jika dilihat dari sisi ekonomi, keluarga kami tidak mampu dibandingkan dengan siswa lain yang dapat bantuan tersebut,” katanya.

Stefanus menambahkan, alasan lain, Vinsen enggan lanjutkan pendidikan lantaran malu terhadap teman-teman sekolahnya. Dia minder karena penyakit tumor yang dideritanya. Salah satu jari kakinya semakin membesar.  Kondisi inilah yang mengganjal Vinsen. Karena itu, dia memilih berhenti sekolah dan tinggal di rumah saja.

” Awal kanker pada jari kaki Vinsen kecil saja. Tetapi tahun demi tahun semakin besar sehingga dia tidak bisa pakai sepatu dan sandal saat ke sekolah. Selain itu, penyakit tumornya  jadi sasaran olokan dari teman-temannya. Ini yang  membuat Vinsen tidak nyaman selama ada di sekolah,” tandasnya.

Butuh Bantuan

Vinsen menyatakan, satu-satunya keinginannya bersama keluarga saat ini adalah operasi tumor kakinya. Hanya saja biayanya sangat besar. Sejauh ini keluarga tidak mampu membiayainya sehingga hanya pasrah saja sambil menunggu belas kasihan dari sesama.

“Biaya operasinya sangat besar, sehingga keluarga sangat mengharapkan bantuan dari para donatur agar anak Vinsen bisa mendapat pertolongan. Harapannya jika Vinsen sudah jalani operasi bisa lanjutkan sekolah dan beraktifitas seperti biasanya,” tambah Stefanus, sang ayah Vinsensius.

Yang sangat diharapkan bantuan dari Pemerintah Kabupaten Manggarai Timur. Sebab setiap tahun anggaran pemda mengalokasi dana bantuan sosial bagi masyarakat yang berkekurangan. “Saya berharap Pemkab Manggarai Timur turut membantu anak kami sehingga keinginan untuk operasi bisa dilaksanakan,” tutupnya. (Iren Saat/denore.id)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!