BORONG, DENORE.ID- Siapa yang tidak kenal, Salesius Medi-anggota DPRD Manggarai Timur? Sejujurnya, hampir pasti sebagian besar warga Manggarai Timur mengenalnya. Apalagi warga Kecamatan Borong dan Kecamatan Rana Mese pasti kenal dekat, akrab. Performancenya yang cepat akrab mengantarnya selalu lugas dan elegan menjembatani semua kalangan.
Hal itu menjadi bias positip dari cara hidupnya. Apalagi sejak mengabdi sebagai wakil rakyat di Lembaga DPRD Manggarai Timur. Sales Medi, berperawakan tinggi besar ini selalu komit untuk mengurus masyarakat di daerah pemilihannya pun masyarakat luas yang membutuhkan pertolongannya. Hatinya selalu tergugah. Tangannya terulur buka untuk melayani sesama. Tak batasi diri. Selalu siap dan kapan saja.
Memang bagi orang baru pasti sungkan, tetapi ketika sudah bersua dan saling mengenalnya pasti terpikat. Mengakrabkannya tidak butuh waktu lama. Cukup menyapa. Lalu uluran kasih sikap low profile bakal mengikat hati dan simpati. Hal itu didukung pergaulannya yang luas. Tak mengenal sekat dan batas. Lelaki “Tua Golo Peot” ini, sungguh memperlihatkan sosok pengayom dan ibah menyatakan cinta.
Namun Sales Medi yang kita kenal kini, memiliki kisah hidup yang amat perih. Bayangkan saja lantaran membela kebenaran dan keadilan harus mendekam di penjara. Semua kesaksian tentang peristiwa yang menimpa dan menyebabkan dia berkorban, diabaikan. Soalnya dia sudah terlanjur dilabel profokator. Preman. Dia terpaksa dijebloskan dalam penjara.
Meski terpaksa dan dipaksakan menghuni hotel gratis tersebut, baginya penjara lalu diartikannya sebagai kesempatan retret-ret panjang. Tempat kuliah gratis untuk meniti buih kehidupannya. Dan itu ia racik dengan penuh harap, was-was dan cemas. Cemas karena kehidupan keras dan ganas yang mengharuskannya untuk dilewati. Namun harap tetap merayap pada sudut angan yang bakal dinyatakannya. Dan itu sunguh-sungguh dia nyatakan. Sales Medi, kamu hebat.
Hari-harinya di penjara adalah gubahan syair baru untuk kehidupnnya. Narasi tentang hidup yang kemudian ia pentaskan. Dan yang membanggakan selama menghuni Lapas Kupang, Sales Medi, putera Peot ini memberi sumbangsih bermartabat bagi daerah NTT khususnya dan Indonesia umumnya. Prestasinya di bidang tinju mengharuskan pemerintah memberi penghargaan khusus.
Itu Sales Medi, dalam lembar sejarah masa lalu yang pernah dianyamnya. Tenunan kelam yang harus dirakit bukan karena suratan nasib tetapi kebetulan yang mengharuskannya. Itu dulu. Kisah silam sebagai pahatan sejarah hidupnya.
- 200 Juta untuk Gereja Peot
Lepas dari hiru pikuk mangais hidup, menganyam harap untuk keluarga, Sales Medi terpanggil untuk membantu orang banyak. Dia sadar membantu banyak orang hanya mungkin melalui kekuasaan. Dan lembaga DPRD Manggarai Timur menjadi ruang abdi melayani sesama, memberikan sisa-sisa hidup bagi orang banyak. Komitmen itu dinyatakan secara tulus dan radikal. Bahkan harus melawan arus jika keberpihakan secara lembaga mulai mengggiring ke arus yang sama.
Prinsip hidup dan naluri kemanusiaannya tak bergetar ketika tergiring ke pusaran yang merugikan rakyat banyak. Suaru keras lengking bakal menggelegar di ruang rapat. Baginya komitmen untuk warga yang telah percayakan amanat kepadanya adalah harga mati. Tidak ada bentuk garansi apapun. Untuk masyarakat. Titik.
Hari ini, Minggu (6/8/2023), Sales Medi menyerahkan bantuan sebesar Rp 200.000.000 untuk umat Peot dan sekitarnya. Dana sebesar itu sebagaimana pernah dijanjikan pada awal rencana kelanjutan pembangunan Gereja Peot. Kepada seluruh pengurus KBG se-Stasi Peot, Sales Medi, anggota DPRD Manggarai Timur ini menyatakan komitmennya untuk perjuangkan anggaran di lembaga tempatnya mengabdi. Caranya anggaran pokirnya akan diplotkan untuk umat Peot melalui Bidang Kesejahteraan Masyarakat (Kesra).
Dan hari ini, di hadapan umat Peot, Sales Medi menyerahkan bantuan yang dijanjikan itu. Baginya apa yang dijanjikan harus diperjuangkan. Apa yang dijanjikan menjadi sebentuk intensi imaniahnya.
Karena itu, Ketua Dewan Pastoral Stasi (PDS) Peot bersama tokoh umat, tetua Peot menyambut hangat ularan bantuannya. Sebab bantuan itu tidak datang dengan sendirinya, tetapi berkat usaha dan juang seorang Sales Medi untuk umat Peot.
Kraeng tua, Sales Medi, terima kasih banyak. Engkau telah memilih jalan ini untuk mengabdi banyak nyawa, membantu sejumlah umat. Terpujilah. Tekatmu sebagai preman kemanusiaan bukan sekadar slogan pemanis bibir tetapi bukti nyata. Teruslah berkibar, ujud amalkan pelayanan untuk orang banyak. Upahnya besar di surga. Umat Peot khususnya dan warga Borong dan Rana Mese pasti di belakangmu. Teruslah berkobar api semangat untuk membantu sesama. Tuhan memilihmu, kami mendukung dan mendoakanmua. (klb)
