
BORONG, DENORE.ID ] Grup WhatsApp “Peduli Manggarai Timur” menjadi sumber perhatian setelah sebuah pamflet beredar yang menyatakan akan ada aksi demo di kantor Bupati Manggarai Timur dan DPRD Manggarai Timur. Pamflet tersebut berisi seruan aksi terkait dugaan penyelewengan dana desa Nanga Mbaur, Kecamatan Sambi Rampas, yang terjadi pada tahun 2021.
Isu utama yang disorot dalam pamflet adalah tentang item kegiatan lanjutan lapen ruas jalan dusun Londang yang hingga saat ini tidak dikerjakan dan berhenti di tengah jalan, tanpa ada penjelasan yang memuaskan dari pihak inspektorat. Warga Desa Nanga Mbaur, termasuk Sulatin yang merupakan Dewan Komando dari Gerakan Aktivis Muda Indonesia (GAMASI) merasa kecewa karena progres proyek tersebut tidak diungkapkan dengan jelas.
Dalam pamflet, dipaparkan bahwa dugaan penyelewengan dana desa ini menimbulkan keprihatinan dan ketidakpuasan di kalangan masyarakat Desa Nanga Mbaur. Isu ini menjadi sorotan serius dan menjadi alasan bagi sekelompok warga untuk menyuarakan aspirasi mereka melalui aksi demo yang direncanakan.
Adapun tuntutan seruan aksi yang tertera dalam pamflet itu, diantaranya; Pertama, Meminta Bupati Manggarai Timur Agar adil dan terbuka dalam penegakan hukum di Manggarai Timur. Kedua, Mendesak Bupati Manggarai Timur segera Evaluasi dan copot kepala inspektorat Matim karena tidak transparan terhadap informasi investigasi dugaan penyelewengan dana desa Nanga Mbaur tahun 2021. Seruan aksi tersebut direncanakan pada hari ini, Juma’at, (4/8/2023) Pukul : 14:00-selesai. Dengan estimasi masa berjumlah 50 orang.

Sedangkan Kepala Desa Nanga Mbaur, Warkah Jaludin Saat dikonfirmasi Denore.id melalui via WhatsApp, Kamis, (4/8/2023) menegaskan, pihak yang melakukan seruan aksi tersebut buta dengan regulasi. “saya tak pernah takut melawan orang goblok” tegasnya
Menurutnya, jika ingin berdebat mestinya dengan orang waras. “mau berpendapat, coba dengan orang waras, Sulatin itu orang gila, terus jelas-jelas unsur kebencian karena orang tuanya lawan saya di Pilkades, tidak penting.” ujarnya
Kemudian saat ditanya kebenaran dari dugaan penyelewengan dana desa berdasarkan uraian dalam seruan aksi itu, Kades Warkah mengatakan mereka itu yang tidak jelas, kemungkinan yang mangkrak itu neneknya mereka. “tainya mereka yang tidak jelas jelas, urus diri sendiri kuliah tidak jelas. Monyet itu, goblok namanya, apa yang mereka lakukan itu. Mereka punya nenek mungkin yang mangkrak” katanya
Dikatakannya seruan aksi itu hanya tipuan belaka sebab mereka itu penipu mengatasnamakan masyarakat.
“Mereka bertiga itu penipu mengatasnamakan masyarakat, dulu mau dihajar warga untung Kapolsek Pujianto Jeli cepat atasi persoalan waktu mereka segel kantor desa, pintu rusak, fasilitas rusak, cuman saya kasian mereka dengan keadaan orang tua mereka sangat menyayangkan.” tutupnya
Nardin denore.id
