Oleh Kristiana Mensia Joita*
Dua tahun terakhir, Indonesia dilindas wabah penyakit Virus Corona. Penyakit global itu menelan banyak korban, baik manusia maupun kehidupan sosial dan ekonomi. Tidak itu saja. Bidang lain pun mendapat imbasnya. Tak ketinggalan di bidang pendidikan dan pembelajaran siswa siswi. Corona membuat sendi kehidupan manusia terkoyak. Khusus di bidang pendidikan, pemerintah mengambil kebijakan pembelajaran secara daring ( dalam jaringan ). Pembelajaran dengan sistim ini menuntut semua pelajar untuk bisa menyesuaikan diri agar kegiatan belajar berjalan dengan baik.
Namun dalam pelaksanaanya banyak tantangan baik bagi guru, siswa maupun orang tua. Tantangan besar bagi guru, di mana guru dituntut untuk bisa mengelola dan mendesain medi pembelajaran. Terutama memahami penggunaan aplikasi WhatsApp dan google clasroom untuk mengumpulkan tugas dan aplikasi zoom dan google meet sebagai ruang dalam pembelajaran online.
Tidak hanya guru, siswa pun demikian. Banyak tantangan, di mana siswa dituntut untuk bisa menggunakan hp sebagai media pembelajaran. Siswa juga dituntut untuk belajar mandiri dan bisa memahami setiap materi dan tugas yang diberikan oleh guru tanpa adanya penjelasan dari materi dan tugas tersebut. Kondisi ini menyebabkan banyak siswa yang mengeluh dan tidak bersemangat dalam melaksanakan belajar online itu.
Hal yang sama juga dialami orang tua. Mereka harus terlibat dalam pembelajaran anak. Orang tua harus banyak meluangkan waktu bersama anak untuk membimbing mereka dalam belajar, membantu mengerjakan tugasnya , dan orang tua dituntut untuk menyediakan media pembelajaran seperti hp dan laptop . Pada situasi seperti ini orang tua sangat dibebankan, karena mereka harus mampu membagi waktu untuk mengerjakan pekerjaan rumah dan membimbing anak dalam belajar.
Karena itu kita harus mampu mengatasi masalah tersebut dengan cara menaati protokol kesehatan yang sudah ditetapkan pemerintah yakni mencuci tangan dengan sabun, memakai masker , jaga jarak dan hindari kerumunan. Hal itu bertujuan membatasi penyebaran virus Corona. Jika sudah bisa teratasi, maka segala aktivitas atau kegiatan kita berjalan normal dan kegiatan tatap muka dalam pembelajaran bisa berlangsung kembali. (*)
Penulis Mahasiswi Unika St. Paulus Ruteng
