Yohanes Rumat : Sosok yang  Selalu Pulang  “Rumah”

Anggota DPRD NTT Yohanes Ruteng. Foto/ist

BORONG, DENORE.ID. Sudah sekian lama saya berkawan dengannya. Bahkan jauh sebelum Manggarai Timur otonom. Berjumpaan kami  berlangsung  tak sengaja. Di pojok Kota Ruteng, Ibukota Kabupaten Manggarai, Flores, NTT.

Persis  di pintu gerbang sebuah rumah sederhana. Rumah kenalan saya. Kami berjumpa di situ.  Hari sudah senja. Kami segera  akrab karena  salera kami  sama.  Suka bincang-bincang tentang pelayanan orang kecil.  Singgung juga dunia politik.

Tentang dunia yang satu ini-politik, kasat  saya katakan belum  temukan jodoh. Salera masih selimpungan. Masih cari bentuknya. Soalnya,  belum tahu banyak tentang politik. Sedikit agak sombong, “ Saya agak “alergi” bicara politik saat itu!”

Kala itu saya masih aktif di SKH Pos Kupang-Kelompok Kompas Gramedia. Perjumpaan  secara kebetulan serta pembicaraan yang menerabas itu saya abadi di halaman media tempat saya menanak harap. Soalnya, penjelasannya tentang kiprah pelayanan orang kecil menggurat pesan. Sejak saat itulah perjumpaan kami kian intens. Kian akrab.

Jika rindu sedang melingkar kami saling menghubungi. Entah saat  ada  di Kupang.  Atau ketika ada  di Borong. Pertemanan kami menebarkan aroma segar dan sehat. Tak ada yang tersembunyi. Terbuka semua. Luar dalam.

Dialah YOHANES RUMAT. Anggota DPRD Propinsi NTT dari Fraksi PKB. Sudah dua periode menjadi wakil rakyat di lembaga bergengsi itu. Saat ini bergabung di  Komisi  II DPRD Propinsi  NTT.

Entah mengapa nostalgik jumpa itu menghampiri halaman  ingatan saya saat ini? Sesungguhnya ada sesuatu yang lain. Titik di mana gelora semangatnya yang selalu hampir menghampiri. Dalamnya meluap kekaguman. Seutas hormat yang meletup dengan jenakanya. Sukses selalu untukmu sahabat dan wakil rakyatku. Terima kasih atas dukungan kegiatan literasi di SMA Widya Bhakti Ruteng. Terutama memberi apresiasi atas terbitnya Majalah FLORESA SMA Widya Bhakti Ruteng.

Jauh sebelum menduduki posisi itu, sosok sederhana ini bergerak di bidang pariwisata. Itu  spesifikasinya. Bahkan mendirikan lembaga pendidikan tinggi untuk membantu anak-anak NTT dan sekitarnya yang hendak bergelut di dunia usaha kepariwisataan. Lembaga binaanya ini terus berkibar seraya menjalarkan banyak harap untuk anak-anak berwira usaha di bidang pariwisata.

Pertemanan kami berdua sungguh lengket. Terkadang di kala lagi terjepit  saya mendamba asa padanya. Kasinya  tak ada tampik. Putera Sita-Rana mese Manggarai Timur ini selalu mengulurkan telapak tangannya. Bukan dari kelebihan, tetapi dari keterbatasannya. Ini tanda akhlak agar rasa yang telah diakrabkan tetap terawatt dalam raga persahabatan.

Kenakan Topi Rongga-Anggota DPRD NTT Yoahnes Rumat mengenakan topi Rongga saat berkunjung ke Desa Bhamo, Kecamatan Kota Kota, Manggarai Timur. Foto/ist

Yang bedanya hanya soal garis tangan, campur tangan dan kehendak pemilik kuasa. Meski semula sempat tawarkan untuk bermain di telaga yang sama. Tetapi kehendak lebih  mengetuk ke pintu lain. Realitas berkehendak lain dan itu tak terbantahkan. Realitas ini memberi testimoni berarti. Bahwa hebat di dunia tulis menulis tidak identik dengan politik. Kamar berparfum politik ini memiliki karakter dan ciri coraknya. Ada  garis  demarkasi yang tak kasat kelihatan. Tetapi perlu dalami agar langkah langkah politik bertindi tepat dengan realitas yang bakal digapai.

Tahun 2018 kami satu panggung. Hampir seluruh polosok Manggarai Timur kami jejaki untuk tujuan yang sama.  Tetapi akhirnya kami menerima kenyataan ‘Yang Kuasa’ belum berpihak. Lalu kami selancar pada kamar pilihan masing masing.

Beiringan dengan itu jarak kami jadi renggang. Tukar rasa semakin jarak. Masing-masing kami berlangkah  pada usaha yang sama. Hasilnya berbeda. YOHANES RUMAT, mendapat kedaulatan dari rakyat. Sementara saya tidak. Saya pulang ke rumah habitat. Sementara saudara saya Yohanes Rumat, terus berkutat dengan tugas dan tanggung jawabnya untuk rakyat banyak.

Meski telaga pelayanan berbeda kamar,  saya tetap ikuti. Terutama ketika ada di tengah-tengah warga Selatan. Wilayah di mana masyarakat Etnik Rongga menyambung napasnya. YOHANES RUMAT  datang seraya menyapa dan berbelarasa. Untukmu sahabat dan wakilku teruslah mewartakan kabar yang menyelamatkan rakyat banyak.  Teruslah mendatangi rumah wargamu. Di sana dikau sanggup menangkap lebih banyak dahaga rakyat selatan. Sukses selalu untukmu.

Terima kasih juga atas atensinya mendukung FLORESA SMA Widya Bhakti Ruteng. Salam dan hormat. Dari salah seorang warga penghuni Pantai Selatan Kota Komba. (Kanis Lina Bana/Denore.id)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!